Riset Inovasi Daerah Indonesia (RiDI)

Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan: Analisa Kekuatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) – SDGs

September 30, 2023 | by ridi.or.id

Membangun Masa Depan Berkelanjutan – Analisa Kekuatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

ABSTRAK

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) adalah kesepakatan global yang disepakati oleh 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015. TPB/SDGs terdiri dari 17 tujuan dan 169 target yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan pada tahun 2030.

Analisis kekuatan TPB/SDGs menunjukkan bahwa TPB/SDGs memiliki beberapa kekuatan, antara lain:

  • Universalitas: TPB/SDGs berlaku untuk semua negara, tanpa memandang ukuran, tingkat pembangunan, atau lokasi geografis. Kata kunci: global, semua negara, semua pemangku kepentingan
  • Integrasi: TPB/SDGs saling terkait dan saling melengkapi, sehingga diperlukan upaya terpadu untuk mencapainya. Kata kunci: saling terkait, saling melengkapi, upaya terpadu
  • Inklusifitas: TPB/SDGs bertujuan untuk melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan individu. Kata kunci: melibatkan semua pemangku kepentingan, pemerintah, swasta, masyarakat sipil, individu
  • Terukur: TPB/SDGs memiliki target yang terukur, sehingga memudahkan untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan pencapaiannya. Kata kunci: terukur, target, memantau, mengevaluasi

Kata kunci: agenda pembangunan global, komprehensif, analisa kekuatan, ambisius, menciptakan dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih berkelanjutan, tujuan pembangunan berkelanjutan, pembangunan berkelanjutan, dimensi sosial, dimensi ekonomi, dimensi lingkungan, universalitas, integrasi, inklusivitas, Terukur, kompleksitas.


Lanskap Lingkungan Berkelanjutan dan Kota

Pendahuluan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah serangkaian 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015. Tujuan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan global, termasuk kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan. TPB menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dunia yang lebih adil dan makmur bagi semua [1].

Sampai saat ini (per tahun 2023) dari 17 TPB dan 169 target, khususnya jumlah indikator terus berkembang menjadi sebanyak 231 indikator unik (248 total indikator termasuk 13 indikator yang direpetisi). Lalu sebagai lanjutan untuk aksi SDGs, PBB melaksanakan 273 kegiatan utama (Key Activities) selama siklus program yang sedang berlangsung.

Ikhtisar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan:

17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) mencakup berbagai masalah yang saling terkait, termasuk penghapusan kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, energi bersih, tindakan iklim, dan kota-kota yang berkelanjutan, antara lain. Setiap tujuan didampingi oleh target dan indikator spesifik untuk mengukur kemajuan. Berikut adalah tujuannya:

  1. Tanpa Kemiskinan: Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensi, termasuk kemiskinan ekstrim.
  2. Tanpa Kelaparan: Mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.
  3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera: Memastikan kehidupan yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua usia.
  4. Pendidikan Berkualitas: Memastikan pendidikan berkualitas inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan pembelajaran sepanjang hayat untuk semua.
  5. Kesetaraan Gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
  6. Air Bersih dan Sanitasi Layak: Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
  7. Energi Bersih dan Terjangkau: Memastikan akses terhadap energi terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern untuk semua.
  8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya tahan, pekerjaan yang produktif, dan pekerjaan layak untuk semua.
  9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang tangguh, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
  10. Berkurangnya Kesenjangan: Mengurangi ketimpangan di dalam dan antara negara-negara.
  11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan: Membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
  12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab: Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
  13. Penanganan Perubahan Iklim: Mengambil tindakan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
  14. Ekosistem Lautan: Melestarikan dan menggunakan sumber daya samudra, laut, dan kelautan secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.
  15. Ekosistem Daratan: Melindungi, memulihkan, dan mempromosikan penggunaan berkelanjutan bagi ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengatasi penggurunan, menghentikan degradasi lahan, dan menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati.
  16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh: Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, memberikan akses keadilan untuk semua, dan membangun institusi yang efektif, bertanggung jawab, dan inklusif di semua tingkatan.
  17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan: Memperkuat sarana implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Pentingnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

TPB sangat penting karena beberapa alasan:

Pertama, mereka memberikan kerangka universal yang mendorong semua negara, terlepas dari tingkat perkembangannya, untuk bekerja menuju pembangunan berkelanjutan. Keinklusifan ini memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih baik.

Kedua, tujuan-tujuan tersebut saling terkait dan mengatasi akar dari berbagai tantangan global. Misalnya, penghapusan kemiskinan (TPB 1) erat kaitannya dengan akses pendidikan (TPB 4) dan pekerjaan layak (TPB 8). Dengan mengatasi masalah ini secara holistik, TPB mempromosikan solusi komprehensif dan berkelanjutan.

Ketiga, TPB menekankan pentingnya kemitraan dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Pendekatan multi-pihak ini mengakui bahwa pembangunan berkelanjutan membutuhkan tindakan kolektif dan tanggung jawab bersama.

Covid-19

Sejak diadopsinya TPB pada tahun 2015, terdapat kemajuan dalam berbagai bidang. Misalnya, kemiskinan ekstrim telah berkurang, akses pendidikan telah meningkat, dan energi terbarukan telah menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses. Namun, tantangan yang signifikan masih ada. Ketimpangan, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19 telah menyoroti urgensi percepatan kemajuan menuju TPB. Selain itu, pandemi COVID-19 telah memperburuk ketimpangan yang sudah ada dan mengganggu upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut. Penting bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk mengutamakan TPB dalam rencana pemulihan mereka dan memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal.

TPB Melanjutkan MDGs / TPM

Berbeda dari pendahulunya Millennium Development Goals (MDGs), SDGs / TPB dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya.

TPB melanjutkan Tujuan Pembangunan Milenium (TPM / MDGs), yang merupakan serangkaian delapan tujuan yang ditetapkan pada tahun 2000 dengan fokus pada pengurangan kemiskinan dan pembangunan sosial. Meskipun MDGs telah mencapai kemajuan signifikan dalam hal mengurangi kemiskinan ekstrem dan meningkatkan akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan, mereka dikritik karena cakupan yang terbatas dan kurangnya perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan dan inklusi sosial.

Sebaliknya, TPB mengambil pendekatan yang lebih holistik dan terintegrasi terhadap pembangunan berkelanjutan. Mereka mengakui bahwa dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan saling terkait dan harus ditangani bersama-sama. Tujuan-tujuan ini mencakup berbagai isu, termasuk pemberantasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, energi bersih, kota-kota berkelanjutan, dan tindakan iklim, antara lain.

Prinsip Universalitas

TPB didasarkan pada prinsip-prinsip universalitas, tidak meninggalkan siapa pun, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Mereka berlaku untuk semua negara, terlepas dari tingkat perkembangannya, dan menekankan pentingnya inklusivitas dan keadilan. Tujuan-tujuan ini saling terkait, artinya kemajuan dalam satu tujuan dapat memiliki dampak positif pada tujuan-tujuan lain. Misalnya, meningkatkan akses ke pendidikan (TPB 4) dapat berkontribusi pada pengurangan kemiskinan (TPB 1), peningkatan kesehatan (TPB 3), dan kesetaraan gender (TPB 5).

Mencapai TPB memerlukan upaya kolektif pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, sektor swasta, dan individu. Ini membutuhkan kemauan politik, koherensi kebijakan, pembiayaan yang memadai, dan mekanisme implementasi yang efektif. Pemantauan dan pelaporan kemajuan juga sangat penting untuk memastikan akuntabilitas dan melacak dampak intervensi.

TPB menyediakan panduan bagi negara-negara dan pemangku kepentingan untuk bekerja bersama-sama menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Mereka berfungsi sebagai seruan untuk tindakan, mendorong pemerintah, organisasi, dan individu untuk mengambil langkah konkret untuk mengatasi tantangan global dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi sekarang dan mendatang. Dengan menyelaraskan tindakan mereka dengan TPB, pemangku kepentingan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan memberikan dampak positif pada manusia dan planet.

Signifikansi TPB dalam Mengatasi Tantangan Global

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) memiliki signifikansi yang penting dalam mengatasi tantangan global karena sifat mereka yang komprehensif dan terintegrasi. TPB menyediakan kerangka kerja yang mencakup berbagai isu yang saling terkait, termasuk kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim [1]. Tujuan ini mengakui bahwa tantangan-tantangan ini tidak terisolasi tetapi saling terkait dan memerlukan pendekatan holistik untuk solusi yang efektif.

Dimensi Kemiskinan

Salah satu aspek kunci dari TPB adalah fokus mereka pada mengatasi akar penyebab tantangan global ini. Misalnya, TPB 1 bertujuan untuk memberantas kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensinya. Kemiskinan bukan hanya kurangnya pendapatan tetapi juga melibatkan masalah seperti kurangnya akses ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan layanan dasar. Dengan mengatasi penyebab mendasar kemiskinan, seperti kurangnya pendidikan dan peluang ekonomi, TPB bertujuan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan langgeng.

Ketimpangan

Demikian pula, TPB juga menekankan pentingnya mengatasi ketimpangan. TPB 10 berfokus pada mengurangi ketimpangan di dalam dan antara negara-negara. Ketimpangan bukan hanya masalah moral tetapi juga menghambat pembangunan sosial dan ekonomi. Dengan mempromosikan pertumbuhan inklusif, akses yang sama terhadap peluang, dan sistem perlindungan sosial, TPB bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah tantangan global yang mendesak lainnya yang dituju oleh TPB. TPB 13 berfokus pada tindakan iklim dan bertujuan untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya. Perubahan iklim menimbulkan risiko yang signifikan bagi kesejahteraan manusia, ekosistem, dan ekonomi. Dengan mempromosikan energi terbarukan, produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, dan ketahanan iklim, TPB bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan bertransisi ke masa depan rendah karbon dan tahan iklim.

Signifikansi TPB

Signifikansi TPB terletak pada kemampuannya untuk menyediakan kerangka kerja dan bahasa yang umum (yang dipahami bersama sebagai sebuah kebutuhan bersama, masa depan bersama untuk mencapai keselamatan bersama) bagi negara-negara dan pemangku kepentingan untuk bekerja bersama-sama menuju visi bersama tentang masa depan yang berkelanjutan dan inklusif. TPB berfungsi sebagai panduan untuk tindakan, memandu pemerintah, bisnis, organisasi masyarakat sipil, dan individu dalam menentukan prioritas, merumuskan kebijakan, dan melaksanakan inisiatif yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, TPB juga menyediakan platform untuk kerjasama dan kolaborasi internasional. Mereka mendorong negara-negara untuk bekerja bersama, berbagi praktik terbaik, dan belajar dari pengalaman satu sama lain. TPB mengakui bahwa tantangan global membutuhkan solusi global dan bahwa tidak ada negara yang dapat mencapai pembangunan berkelanjutan secara terisolasi.

TPB memiliki signifikansi yang penting dalam mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim. Mereka menyediakan kerangka kerja yang komprehensif dan terintegrasi yang mengatasi akar penyebab tantangan ini dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan inklusif. TPB berfungsi sebagai panduan tindakan, mendorong kerja sama dan kolaborasi internasional menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

Keterkaitan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)

Keterkaitan antara Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan aspek fundamental dalam desain dan implementasinya. TPB mengakui bahwa tantangan yang dihadapi dunia saling terkait dan kemajuan dalam satu tujuan dapat memiliki dampak positif pada tujuan lain. Keterkaitan ini sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan secara komprehensif dan terpadu [8].

TPB dikembangkan melalui proses konsultasi yang melibatkan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lainnya. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan dan target saling memperkuat dan mengatasi keterkaitan antara berbagai dimensi pembangunan berkelanjutan.

Sinergi dan trade-off antara tujuan yang berbeda dalam TPB

Keterkaitan TPB dapat dipahami melalui berbagai sudut pandang. Salah satu cara untuk mengkaji keterkaitan ini adalah dengan menganalisis sinergi dan trade-off antara tujuan yang berbeda. Sinergi terjadi ketika kemajuan dalam satu tujuan berkontribusi positif pada pencapaian tujuan lain. Misalnya, investasi dalam energi terbarukan (TPB 7) dapat berkontribusi pada tindakan iklim (TPB 13) dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (TPB 8). Sementara itu, trade-off terjadi ketika kemajuan dalam satu tujuan dapat menghambat pencapaian tujuan lain. Misalnya, upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian (TPB 2) dapat menyebabkan degradasi lingkungan (TPB 15) jika tidak dikelola secara berkelanjutan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa ada banyak sinergi antara TPB. Misalnya, peningkatan akses air bersih dan sanitasi (TPB 6) dapat memiliki dampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan (TPB 3), pendidikan (TPB 4), dan kesetaraan gender (TPB 5). Demikian pula, promosi kota dan komunitas yang berkelanjutan (TPB 11) dapat berkontribusi pada tindakan iklim (TPB 13), pengurangan ketimpangan (TPB 10), dan konsumsi dan produksi yang berkelanjutan (TPB 12).

Memahami keterkaitan TPB sangat penting untuk pembuatan kebijakan dan implementasi yang efektif. Ini memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi area di mana kemajuan dalam satu tujuan dapat memiliki efek pengganda pada tujuan lain, sehingga menghasilkan intervensi yang lebih efisien dan efektif. Ini juga membantu menghindari trade-off potensial dan memastikan bahwa tindakan yang diambil untuk mencapai satu tujuan tidak merusak kemajuan di bidang lain.

Untuk sepenuhnya memanfaatkan keterkaitan TPB, diperlukan pendekatan yang holistik dan terpadu. Ini melibatkan menghilangkan sekat-sekat dan mendorong kolaborasi lintas sektor. Misalnya, penanggulangan kemiskinan (TPB 1) tidak hanya membutuhkan peningkatan pendapatan tetapi juga akses pendidikan berkualitas (TPB 4), perawatan kesehatan (TPB 3), dan mata pencaharian yang berkelanjutan (TPB 8). Dengan mengadopsi pendekatan terpadu, para pembuat kebijakan dapat merancang dan melaksanakan intervensi yang mengatasi beberapa tujuan secara simultan, memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan potensi trade-off.

Keterkaitan TPB merupakan fitur kunci dalam desain dan implementasinya. Kemajuan dalam satu tujuan dapat memiliki dampak positif pada tujuan lain, menciptakan efek berantai yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan. Memahami dan memanfaatkan keterkaitan ini sangat penting untuk pembuatan kebijakan dan implementasi yang efektif. Ini membutuhkan pendekatan holistik dan terpadu yang menghilangkan sekat-sekat dan mendorong kolaborasi lintas sektor. Dengan mengakui dan memanfaatkan keterkaitan antara TPB, kita dapat mempercepat kemajuan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

Kontribusi Pemangku Kepentingan dalam Implementasi TPB

Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) membutuhkan keterlibatan aktif dan kontribusi dari berbagai pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan ini termasuk pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Setiap kelompok pemangku kepentingan memiliki peran unik dalam memajukan TPB dan berkontribusi pada implementasi yang berhasil [2] [7].

Menyelaraskan rencana pembangunan nasional dengan TPB

Pemerintah memiliki peran penting dalam implementasi TPB. Mereka bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan, menciptakan kerangka hukum, dan menggerakkan sumber daya untuk mendukung pencapaian tujuan. Pemerintah dapat menyelaraskan rencana pembangunan nasional dengan TPB, mengintegrasikan tujuan ke dalam proses pembuatan kebijakan mereka, dan mendirikan mekanisme untuk memantau dan melaporkan kemajuan. Mereka juga memainkan peran kunci dalam mengkoordinasikan upaya lintas sektor dan tingkat pemerintah yang berbeda untuk memastikan pendekatan yang komprehensif dan terpadu dalam implementasi TPB.

Mendirikan mekanisme untuk memantau dan melaporkan kemajuan TPB

Organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga khususnya, menyediakan keahlian teknis, koordinasi, dan dukungan kepada negara-negara dalam melaksanakan TPB. Organisasi-organisasi ini memfasilitasi pertukaran pengetahuan, pembangunan kapasitas, dan pertukaran praktik terbaik. Mereka juga berperan dalam menggerakkan sumber daya keuangan dan memfasilitasi kemitraan antara pemangku kepentingan yang berbeda. Organisasi internasional dapat memberikan panduan dan kerangka kerja untuk memantau dan melaporkan kemajuan dalam TPB, memastikan akuntabilitas dan transparansi dalam proses implementasi.

Organisasi masyarakat sipil dan gerakan dasar adalah aktor penting dalam implementasi TPB. Mereka memainkan peran penting dalam advokasi perubahan, meningkatkan kesadaran, dan menggerakkan komunitas seputar TPB. Organisasi masyarakat sipil dapat menuntut pertanggungjawaban pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya terhadap komitmen dan tindakan mereka terhadap tujuan. Mereka juga dapat berkontribusi pada implementasi TPB tertentu melalui keahlian, jaringan, dan inisiatif berbasis masyarakat mereka. Organisasi masyarakat sipil sering bekerja sama dengan kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan rentan, memastikan bahwa suara mereka didengar dan kebutuhan mereka diatasi dalam proses implementasi.

Mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi bisnis

Sektor swasta, termasuk perusahaan multinasional, memiliki peran yang signifikan dalam implementasi TPB. Sektor swasta dapat berkontribusi melalui praktik bisnis yang berkelanjutan, inovasi, dan investasi dalam proyek yang terkait dengan TPB. Dengan mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi bisnis inti mereka, perusahaan dapat menyelaraskan operasi mereka dengan TPB dan berkontribusi pada pencapaian tujuan. Sektor swasta juga dapat mendorong inovasi dan mengembangkan teknologi dan solusi baru yang mendukung tujuan. Selain itu, sektor swasta dapat menggerakkan sumber daya keuangan melalui investasi dampak dan berkontribusi pada pembiayaan proyek terkait TPB.

Contoh inisiatif

Contoh inisiatif yang berhasil oleh pemangku kepentingan dalam implementasi TPB sangat banyak. Misalnya:

  • Pemerintah telah menetapkan strategi TPB nasional dan rencana aksi, mengalokasikan anggaran untuk implementasi TPB, dan menciptakan mekanisme institusional untuk koordinasi dan pemantauan.
  • Organisasi internasional telah memberikan bantuan teknis dan dukungan pembangunan kapasitas kepada negara-negara, memfasilitasi kemitraan dan pertukaran pengetahuan, dan mengembangkan kerangka kerja untuk memantau dan melaporkan kemajuan.
  • Organisasi masyarakat sipil telah melakukan kampanye advokasi, meningkatkan kesadaran tentang TPB, dan melaksanakan proyek berbasis masyarakat yang berkontribusi pada tujuan tertentu.
  • Sektor swasta telah mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan, berinvestasi dalam proyek energi terbarukan, dan mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan.

Contoh Inisiatif TPB Spesifik

Inisiatif yang berhasil telah dilaksanakan oleh pemangku kepentingan ini untuk memajukan TPB spesifik. Misalnya, dalam bidang pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan (TPB 2), pemangku kepentingan telah mengembangkan inisiatif dengan target dan indikator yang ditingkatkan untuk memastikan sistem pangan yang berkelanjutan dan tangguh. Inisiatif-inisiatif ini fokus pada mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan akses terhadap makanan bergizi, dan meningkatkan produktivitas pertanian sambil meminimalkan dampak lingkungan [3].

Dalam promosi pemberian ASI di tempat kerja (TPB 3), pemangku kepentingan telah melaksanakan strategi untuk mendukung ibu bekerja dan menciptakan lingkungan yang mendukung pemberian ASI. Inisiatif-inisiatif ini mencakup kebijakan tempat kerja yang memberikan cuti melahirkan berbayar, istirahat pemberian ASI, dan tempat laktasi yang ditunjuk. Dengan mendukung pemberian ASI, pemangku kepentingan berkontribusi pada peningkatan kesehatan ibu dan anak, kesetaraan gender, dan pembangunan berkelanjutan [5].

Contoh-contoh ini menyoroti kontribusi beragam pemangku kepentingan dalam mencapai TPB tertentu. Mereka menunjukkan pentingnya kolaborasi, kemitraan, dan keterlibatan pemangku kepentingan yang beragam dalam implementasi TPB. Dengan memanfaatkan kekuatan dan keahlian pemangku kepentingan yang berbeda, kemajuan dapat dicapai dalam mencapai TPB dan menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan adil.

Implementasi TPB membutuhkan upaya bersama berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta semuanya memiliki peran penting dalam memajukan TPB dan berkontribusi pada implementasi yang berhasil. Melalui kontribusi unik mereka, pemangku kepentingan ini dapat mendorong kemajuan menuju tujuan, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera bagi semua orang.

Hambatan dan Tantangan dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada Tahun 2030

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada tahun 2030 menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang perlu diatasi. Tantangan ini dapat menghambat kemajuan dan memerlukan upaya yang terpadu dari para pemangku kepentingan untuk mengatasinya. Beberapa hambatan dan tantangan utama dalam mencapai TPB pada tahun 2030 termasuk keterbatasan keuangan, kesenjangan kebijakan, dan faktor sosial-budaya [4].

Meningkatkan investasi, kesenjangan, keselarasan, dan sosial budaya dalam pembangunan berkelanjutan

Keterbatasan keuangan menjadi tantangan yang signifikan dalam implementasi TPB. Biaya implementasi TPB sangat besar, dan banyak negara menghadapi keterbatasan pendanaan dan investasi untuk inisiatif pembangunan berkelanjutan. Mobilisasi sumber daya keuangan, baik domestik maupun internasional, sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, diperlukan peningkatan investasi dalam proyek pembangunan berkelanjutan dan mekanisme pembiayaan inovatif untuk menjembatani kesenjangan pendanaan. Ini termasuk eksplorasi kemitraan publik-swasta, investasi berdampak, dan pemanfaatan teknologi untuk mobilisasi sumber daya.

Kesenjangan dan inkonsistensi kebijakan di tingkat nasional dan internasional dapat menghambat kemajuan menuju TPB. Kerangka kebijakan yang efektif dan struktur tata kelola sangat penting untuk menerjemahkan TPB menjadi rencana dan strategi yang dapat dilaksanakan. Namun, sering terdapat kesenjangan dalam keselarasan kebijakan, koordinasi, dan implementasi. Hal ini dapat disebabkan oleh prioritas yang saling bersaing, kurangnya kemauan politik, dan kapasitas institusi yang tidak memadai. Mengatasi kesenjangan kebijakan membutuhkan penyelarasan kebijakan nasional dengan TPB, integrasi tujuan tersebut dalam proses perencanaan pembangunan, dan pembentukan mekanisme pemantauan dan evaluasi yang kuat.

Faktor sosial-budaya, seperti ketimpangan gender dan diskriminasi, dapat menghambat pencapaian beberapa TPB. Ketimpangan gender tetap menjadi tantangan yang signifikan secara global, mempengaruhi akses perempuan terhadap pendidikan, layanan kesehatan, peluang ekonomi, dan kekuasaan pengambilan keputusan. Mencapai kesetaraan gender (TPB 5) bukan hanya merupakan tujuan itu sendiri, tetapi juga penting untuk pencapaian TPB lainnya. Mengatasi hambatan sosial-budaya membutuhkan penanggulangan norma, stereotip, dan praktik diskriminatif yang berakar. Ini termasuk mempromosikan pemberdayaan perempuan, memastikan hak dan peluang yang sama, dan menantang norma dan stereotip gender yang merugikan.

Mengintegrasikan prinsip TPB dalam rencana pemulihan pasca-pandemi

Pandemi COVID-19 telah memperburuk tantangan yang ada dan menciptakan hambatan baru dalam implementasi TPB. Pandemi ini telah mengganggu perekonomian, menguras sistem kesehatan, dan memperburuk kemiskinan dan ketimpangan. Ini telah mengalihkan sumber daya dan perhatian dari TPB, sehingga semakin sulit untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2030. Pandemi ini telah menyoroti perlunya ketahanan, adaptabilitas, dan pendekatan inovatif dalam pembangunan berkelanjutan. Membangun kembali dengan lebih baik pasca-pandemi membutuhkan integrasi prinsip TPB dalam rencana pemulihan, penanggulangan dampak sosial-ekonomi pandemi, dan penguatan sistem kesehatan dan mekanisme perlindungan sosial.

Mencapai TPB pada tahun 2030 menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. Keterbatasan keuangan, kesenjangan kebijakan, faktor sosial-budaya, dan pandemi COVID-19 semuanya merupakan hambatan signifikan bagi kemajuan. Mengatasi tantangan ini membutuhkan peningkatan investasi dalam pembangunan berkelanjutan, keselarasan dan implementasi kebijakan, penanggulangan ketimpangan gender, dan integrasi prinsip TPB dalam rencana pemulihan pasca-pandemi. Ini membutuhkan upaya kolaboratif dari pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk mengatasi hambatan ini dan mempercepat kemajuan menuju masa depan yang berkelanjutan dan adil.

Peluang dan Manfaat Pencapaian TPB

Pencapaian yang berhasil dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) menawarkan berbagai peluang dan manfaat bagi individu, masyarakat, dan planet secara keseluruhan [4]. Dengan mengatasi kemiskinan, ketimpangan, dan degradasi lingkungan, TPB berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif. Pencapaian TPB dapat menghasilkan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, peningkatan pendidikan, pengurangan kemiskinan, dan akses yang lebih baik terhadap energi bersih dan air. Selain itu, TPB menciptakan peluang ekonomi baru, mempromosikan inovasi, dan mendukung praktik bisnis yang berkelanjutan.

Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

Salah satu peluang utama yang ditawarkan oleh pencapaian TPB adalah peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. TPB 3 fokus pada memastikan kehidupan yang sehat dan promosi kesejahteraan bagi semua usia. Dengan mengatasi masalah seperti akses ke layanan kesehatan, pencegahan penyakit, dan kesehatan mental, TPB dapat berkontribusi pada peningkatan hasil kesehatan secara global. Ini termasuk mengurangi kematian anak, memerangi penyakit menular, dan mempromosikan jaminan kesehatan universal. Pencapaian TPB 3 dapat menyebabkan populasi yang lebih sehat, harapan hidup yang lebih lama, dan peningkatan kualitas hidup.

Meningkatkan pendidikan

Pendidikan adalah bidang lain di mana pencapaian TPB membawa peluang yang signifikan. TPB 4 bertujuan untuk memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Dengan menyediakan akses ke pendidikan berkualitas, TPB dapat memberdayakan individu, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, dan mendorong mobilitas sosial. Pendidikan adalah salah satu pendorong utama pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, dan pencapaian TPB 4 dapat menghasilkan peningkatan produktivitas, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kohesi sosial.

Mengurangi kemiskinan

TPB juga menawarkan peluang untuk mengurangi kemiskinan dan pembangunan ekonomi. TPB 1 berfokus pada memberantas kemiskinan dalam semua bentuknya dan dimensinya. Dengan mengatasi akar penyebab kemiskinan, seperti kurangnya akses ke pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi, TPB dapat berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan pertumbuhan inklusif. Ini termasuk mempromosikan mata pencaharian yang berkelanjutan, menciptakan peluang kerja yang layak, dan memastikan perlindungan sosial bagi populasi yang paling rentan. Pencapaian TPB 1 dapat menghasilkan penurunan tingkat kemiskinan, perbaikan kondisi hidup, dan peningkatan ketahanan ekonomi.

Meningkatkan akses terhadap energi bersih dan air

Keberlanjutan lingkungan merupakan aspek kunci dari TPB, dan pencapaiannya membawa banyak manfaat. TPB 7 berfokus pada memastikan akses yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern terhadap energi bagi semua. Dengan mempromosikan sumber energi bersih dan terbarukan, TPB dapat berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, pengurangan polusi udara, dan peningkatan efisiensi energi. Hal ini tidak hanya membantu melindungi lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru di sektor energi terbarukan, mempromosikan inovasi, dan mendukung praktik bisnis yang berkelanjutan. Pencapaian TPB 7 dapat mengarah pada transisi ke sistem energi rendah karbon dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mempromosikan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Menciptakan peluang ekonomi baru, mempromosikan inovasi, dan praktek bisnis yang berkelanjutan

Pencapaian TPB menawarkan berbagai peluang dan manfaat. Dengan mengatasi kemiskinan, ketimpangan, dan degradasi lingkungan, TPB berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan inklusif. Pencapaian TPB dapat menghasilkan peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, peningkatan pendidikan, pengurangan kemiskinan, dan akses yang lebih baik terhadap energi bersih dan air. Selain itu, TPB menciptakan peluang ekonomi baru, mempromosikan inovasi, dan mendukung praktik bisnis yang berkelanjutan. Dengan bekerja menuju pencapaian TPB, individu, masyarakat, dan planet dapat memanfaatkan manfaat masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

Tanggung Jawab Individu dan Kolektif dalam Mendorong TPB

Sebagai individu, kita memiliki tanggung jawab individu dan kolektif dalam mendorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) [9]. Tindakan dan pilihan kita dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan tersebut dan menciptakan dampak positif pada pembangunan berkelanjutan. Penting untuk diakui bahwa TPB bukanlah tanggung jawab tunggal pemerintah dan organisasi, tetapi memerlukan partisipasi aktif dan keterlibatan individu.

Mengadopsi gaya hidup berkelanjutan

Salah satu cara individu dapat berkontribusi pada mendorong TPB adalah dengan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan. Ini termasuk membuat keputusan yang sadar dalam hal konsumsi energi, pengelolaan limbah, transportasi, dan pilihan makanan. Dengan mengurangi jejak karbon kita, melestarikan sumber daya, dan mendorong pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, kita dapat berkontribusi pada target TPB terkait tindakan iklim (TPB 13), konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (TPB 12), dan kota dan komunitas yang berkelanjutan (TPB 11).

Mempromosikan kesadaran dan pendidikan tentang TPB

Mempromosikan kesadaran dan pendidikan tentang TPB adalah peran penting lain yang dapat dimainkan oleh individu. Dengan berbagi informasi tentang tujuan, pentingnya mereka, dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya, individu dapat meningkatkan kesadaran dan menginspirasi orang lain untuk mengambil tindakan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti kampanye media sosial, acara komunitas, program pendidikan, dan diskusi dengan teman, keluarga, dan rekan kerja. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang TPB, individu dapat memobilisasi dukungan dan menciptakan rasa mendesak untuk bertindak.

Terlibat aktif dalam praktik berkelanjutan di komunitas kita

Keterlibatan aktif dalam praktik berkelanjutan di dalam komunitas kita juga sangat penting. Ini dapat melibatkan berpartisipasi dalam inisiatif lokal, menjadi relawan untuk organisasi yang bekerja untuk TPB, dan memperjuangkan kebijakan dan praktik berkelanjutan di tingkat komunitas. Dengan berkolaborasi dengan orang lain dan bekerja secara kolektif, individu dapat memperbesar dampak mereka dan mendorong perubahan positif. Ini dapat meliputi bergabung atau membentuk kelompok komunitas yang fokus pada TPB tertentu, berpartisipasi dalam kampanye pembersihan, mendukung bisnis berkelanjutan lokal, dan terlibat dalam dialog dengan otoritas setempat.

Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain untuk mempercepat kemajuan

Tindakan kolektif dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan penting untuk mempercepat kemajuan menuju TPB. Ini memerlukan kemitraan antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta. Pemerintah memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk implementasi TPB, tetapi mereka membutuhkan dukungan dan keterlibatan pemangku kepentingan lainnya. Organisasi masyarakat sipil dapat memperjuangkan perubahan, meningkatkan kesadaran, dan mempertanggungjawabkan pemerintah. Sektor swasta dapat berkontribusi melalui praktik bisnis berkelanjutan, inovasi, dan investasi dalam proyek terkait TPB.

Berbagi pengetahuan dan pembangunan kapasitas untuk mendorong TPB secara kolektif

Berbagi pengetahuan dan pembangunan kapasitas juga merupakan aspek penting dari mendorong TPB secara kolektif. Ini melibatkan berbagi praktik terbaik, pelajaran yang dipetik, dan solusi inovatif di antara pemangku kepentingan yang berbeda. Ini juga mencakup membangun kapasitas individu dan organisasi untuk berkontribusi secara efektif pada implementasi TPB. Hal ini dapat dilakukan melalui program pelatihan, lokakarya, dan platform berbagi pengetahuan.

Individu memiliki peran penting dalam mendorong TPB. Dengan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, mempromosikan kesadaran dan pendidikan, dan terlibat aktif dalam praktik berkelanjutan di komunitas kita, kita dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan. Tindakan kolektif dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan juga penting untuk mempercepat kemajuan menuju TPB. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan dampak kolektif dan mendorong perubahan positif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan untuk Mempercepat Pencapaian TPB

Untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada tahun 2030, pemerintah, organisasi, dan individu dapat mengambil langkah-langkah yang spesifik [6]. Langkah-langkah ini penting untuk mempercepat kemajuan menuju tujuan dan memastikan pencapaian yang sukses. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Pemerintah dapat memprioritaskan implementasi TPB dengan menyelaraskan kebijakan dan strategi nasional dengan tujuan tersebut. Ini melibatkan mengintegrasikan TPB ke dalam rencana pembangunan nasional, menetapkan target dan indikator khusus, dan membentuk mekanisme pemantauan dan pelaporan kemajuan. Pemerintah juga harus mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk mendukung implementasi TPB, termasuk sumber daya keuangan, sumber daya manusia, dan sumber daya teknologi.
  2. Memperkuat kerangka kerja institusional adalah hal yang penting untuk implementasi TPB yang efektif. Pemerintah harus membentuk departemen atau lembaga khusus yang bertanggung jawab atas koordinasi dan pengawasan implementasi TPB. Institusi-institusi ini harus memiliki otoritas dan kapasitas untuk mengkoordinasikan upaya di berbagai sektor dan tingkatan pemerintahan. Mereka juga harus berinteraksi dengan pemangku kepentingan, termasuk organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, dan organisasi internasional, untuk mendorong kerja sama dan kemitraan.
  3. Organisasi, termasuk bisnis, dapat memainkan peran penting dalam mendorong TPB. Mereka dapat mengintegrasikan TPB ke dalam strategi dan operasi bisnis mereka, menyelaraskan kegiatan mereka dengan tujuan tersebut. Ini dapat melibatkan mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca, mempromosikan prinsip ekonomi sirkular, dan memastikan manajemen rantai pasokan yang bertanggung jawab. Organisasi juga dapat berinvestasi dalam proyek dan teknologi terkait TPB, mendukung inovasi dan pembangunan berkelanjutan.
  4. Investasi yang bertanggung jawab adalah langkah yang dapat diambil oleh organisasi lain untuk mempercepat pencapaian TPB. Ini melibatkan mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam keputusan investasi. Organisasi dapat memprioritaskan investasi di sektor dan proyek yang berkontribusi pada TPB, seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan perumahan terjangkau. Dengan menggabungkan pertimbangan ESG ke dalam strategi investasi, organisasi dapat mendorong perubahan positif dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
  5. Individu dapat mendukung TPB melalui konsumsi yang sadar dan pilihan gaya hidup. Ini termasuk membuat pilihan berkelanjutan dalam hal penggunaan energi, transportasi, konsumsi makanan, dan pengelolaan limbah. Individu dapat mengurangi jejak karbon mereka, mempromosikan produk dan layanan berkelanjutan, dan mendukung bisnis lokal dan berkelanjutan. Menjadi relawan untuk organisasi yang bekerja untuk TPB adalah cara lain bagi individu untuk berkontribusi. Dengan mendedikasikan waktu dan keterampilan mereka, individu dapat langsung berkontribusi pada proyek dan inisiatif terkait TPB.
  6. Advokasi dan meningkatkan kesadaran adalah tindakan penting yang dapat diambil oleh individu untuk mempercepat pencapaian TPB. Dengan berbagi informasi tentang TPB, individu dapat meningkatkan kesadaran dan menginspirasi orang lain untuk mengambil tindakan. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye media sosial, acara komunitas, program pendidikan, dan diskusi dengan teman, keluarga, dan rekan kerja. Individu juga dapat memperjuangkan perubahan kebijakan dan berinteraksi dengan otoritas setempat untuk mempromosikan praktik pembangunan berkelanjutan di komunitas mereka.
  7. Kolaborasi dan kemitraan penting untuk mempercepat kemajuan menuju TPB. Pemerintah, organisasi, dan individu harus bekerja sama dan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik. Ini dapat melibatkan berpartisipasi dalam platform multi-pihak, bergabung dengan jaringan dan aliansi yang fokus pada TPB, dan terlibat dalam dialog dan kegiatan berbagi pengetahuan. Kolaborasi harus mempertimbangkan konteks lokal dan global, mengakui keterkaitan TPB dan kebutuhan akan tindakan kolektif.

Mengambil langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah penting untuk mempercepat pencapaian TPB pada tahun 2030. Pemerintah, organisasi, dan individu semua memiliki peran dalam mendorong tujuan tersebut. Dengan menyelaraskan kebijakan, mengintegrasikan TPB ke dalam strategi bisnis, mengadopsi praktik berkelanjutan, dan mempromosikan investasi yang bertanggung jawab, pemangku kepentingan dapat berkontribusi pada implementasi TPB. Individu dapat mendukung tujuan melalui konsumsi sadar, relawan, dan advokasi. Kolaborasi dan kemitraan penting untuk mempercepat kemajuan dan memastikan pencapaian TPB yang komprehensif dan inklusif.

Kesimpulan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) menawarkan kerangka kerja komprehensif untuk mengatasi tantangan global dan mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan keterkaitan mereka, TPB menyediakan pendekatan holistik untuk mengatasi kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, dan masalah-masalah mendesak lainnya. Implementasi yang berhasil dari TPB memerlukan upaya kolektif dari pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Meskipun ada hambatan dan tantangan yang harus diatasi, realisasi dari TPB menawarkan peluang dan manfaat yang signifikan. Sebagai individu dan sebagai komunitas global, kita memiliki tanggung jawab untuk mendorong TPB dan mempercepat kemajuan menuju masa depan yang berkelanjutan dan adil.

TPB mencakup 17 tujuan dan 169 target, 248 indikator, 273 kegiatan utama (Key Activities) yang bertujuan untuk mengubah dunia kita pada tahun 2030. Tujuan-tujuan ini meliputi berbagai bidang, termasuk eradikasi kemiskinan, kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, energi bersih, kota berkelanjutan, tindakan iklim, dan konservasi biodiversitas. Dengan mengatasi masalah yang saling terkait ini, TPB memberikan panduan untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan bagi semua.

Salah satu kekuatan utama dari TPB adalah keterkaitannya. Tujuan-tujuan ini mengakui bahwa tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan saling terkait erat dan memerlukan solusi yang terintegrasi. Misalnya, upaya untuk memberantas kemiskinan (TPB 1) harus berjalan sejalan dengan strategi untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (TPB 8) dan mengurangi ketimpangan (TPB 10). Demikian pula, mengatasi perubahan iklim (TPB 13) dan melindungi ekosistem (TPB 15) sangat penting untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Implementasi yang berhasil dari TPB memerlukan kolaborasi dari pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Pemerintah memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi implementasi TPB melalui reformasi kebijakan, alokasi sumber daya, dan koordinasi institusional. Organisasi internasional menyediakan keahlian teknis, pendanaan, dan dukungan koordinasi untuk membantu negara-negara mencapai target TPB mereka. Organisasi masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah dan kelompok berbasis masyarakat, memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran, advokasi perubahan, dan mempertanggungjawabkan pemerintah. Sektor swasta, sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan inovasi, dapat berkontribusi pada TPB melalui praktik bisnis yang berkelanjutan, investasi dalam proyek-proyek terkait TPB, dan solusi teknologi.

Meskipun telah ada kemajuan dalam mencapai TPB, tantangan yang signifikan masih ada. Ini termasuk pembiayaan yang tidak memadai, kesenjangan data, masalah tata kelola, dan distribusi sumber daya dan manfaat yang tidak merata. Namun, realisasi dari TPB juga menawarkan peluang yang signifikan. Dengan berinvestasi dalam TPB, negara-negara dapat membuka sumber pertumbuhan ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesehatan masyarakat, meningkatkan pendidikan, dan melindungi lingkungan. TPB juga dapat menjadi pendorong inovasi, mendorong pengembangan teknologi baru, model bisnis, dan kemitraan.

Sebagai individu, kita juga memiliki peran penting dalam memajukan TPB. Pilihan dan tindakan sehari-hari kita dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dengan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, mempromosikan kesadaran, dan aktif berpartisipasi dalam praktik berkelanjutan di dalam komunitas kita, kita dapat memberikan dampak positif. Ini termasuk mengurangi jejak karbon kita, menghemat sumber daya, mendukung bisnis berkelanjutan, dan terlibat dalam upaya advokasi dan pendidikan.

Sebagai kesimpulan, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menyediakan kerangka kerja yang komprehensif dan saling terkait untuk mengatasi tantangan global dan mencapai pembangunan berkelanjutan. Implementasi yang berhasil dari TPB memerlukan kolaborasi dan komitmen dari pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, sektor swasta, dan individu. Meskipun tantangan dan hambatan ada, TPB menawarkan peluang dan manfaat yang signifikan untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil. Dengan bekerja sama, kita dapat mempercepat kemajuan menuju TPB dan membangun dunia yang lebih baik bagi generasi saat ini dan mendatang.

Poin Utama

  • Implementasi TPB memerlukan kolaborasi dari pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, dan sektor swasta
  • Pemerintah perlu menciptakan lingkungan yang memungkinkan implementasi TPB melalui reformasi kebijakan, alokasi sumber daya, dan koordinasi institusional
  • Organisasi internasional dapat menyediakan keahlian teknis, pendanaan, dan dukungan koordinasi untuk mencapai target TPB
  • Organisasi masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah dan kelompok berbasis masyarakat, dapat meningkatkan kesadaran, advokasi perubahan, dan mempertanggungjawabkan pemerintah
  • Sektor swasta dapat berkontribusi pada TPB melalui praktik bisnis yang berkelanjutan, investasi dalam proyek-proyek terkait TPB, dan solusi teknologi
  • Individu dapat berkontribusi pada TPB dengan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, mempromosikan kesadaran, dan aktif berpartisipasi dalam praktik berkelanjutan di dalam komunitas

Referensi

[1] , “The sustainable development goals report”,. https://doi.org/10.18356/d3229fb0-en

[2] J. Bebbington and J. Unerman, “Achieving the united nations sustainable development goals”, Accounting Auditing & Accountability Journal, vol. 31, no. 1, p. 2-24, 2018. https://doi.org/10.1108/aaaj-05-2017-2929

[3] J. Gil, P. Reidsma, K. Giller, L. Todman, A. Whitmore, & M. Ittersum, “Sustainable development goal 2: improved targets and indicators for agriculture and food security”, Ambio, vol. 48, no. 7, p. 685-698, 2018. https://doi.org/10.1007/s13280-018-1101-4

[4] M. Ranjbari, Z. Esfandabadi, S. Scagnelli, P. Siebers, & F. Quatraro, “Recovery agenda for sustainable development post covid-19 at the country level: developing a fuzzy action priority surface”, Environment Development and Sustainability, vol. 23, no. 11, p. 16646-16673, 2021. https://doi.org/10.1007/s10668-021-01372-6

[5] C. Souza, D. Melo, G. Relvas, S. Venancio, & R. Silva, “Promotion, protection, and support of breastfeeding at work, and achieving sustainable development: a scoping review”, Ciência & Saúde Coletiva, vol. 28, no. 4, p. 1059-1072, 2023. https://doi.org/10.1590/1413-81232023284.14242022en

[6] J. Zhang, S. Wang, W. Zhao, M. Meadows, & B. Fu, “Finding pathways to synergistic development of sustainable development goals in china”, Humanities and Social Sciences Communications, vol. 9, no. 1, 2022. https://doi.org/10.1057/s41599-022-01036-4

[7] M. Eang, A. Clarke, & E. Ordonez-Ponce, “The roles of multinational enterprises in implementing the united nations sustainable development goals at the local level”, BRQ Business Research Quarterly, vol. 26, no. 1, p. 79-97, 2022. https://doi.org/10.1177/23409444221140912

[8] M. Nilsson, E. Chisholm, D. Griggs, P. Howden-Chapman, D. McCollum, P. Messerliet al., “Mapping interactions between the sustainable development goals: lessons learned and ways forward”, Sustainability Science, vol. 13, no. 6, p. 1489-1503, 2018. https://doi.org/10.1007/s11625-018-0604-z

[9] V. Kioupi and N. Voulvoulis, “Education for sustainable development: a systemic framework for connecting the sdgs to educational outcomes”, Sustainability, vol. 11, no. 21, p. 6104, 2019. https://doi.org/10.3390/su11216104


Navigasi SerialPembangunan Berkelanjutan: Perjalanan Panjang Menuju Masa Depan >>

Author

Pos ini bagian 1 dari 7 pada serial TPB / SDGs
Bagikan:

RELATED POSTS

View all

view all